FIKES UPNVJ - Jakarta, 20 Oktober 2025 — Program Studi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UPN "Veteran" Jakarta (UPNVJ), mengawali Workshop Peninjauan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran (VMTS), dan Kurikulum pada Senin, 20 Oktober 2025 di Gedung MERCe Lt. 8, Kampus Limo. Workshop dua hari ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi akreditasi internasional ASIIN dan upaya strategis untuk mengintegrasikan kompetensi terbarukan kesehatan masyarakat sesuai panduan kurikulum nasional dan tantangan yang ada serta memperkuat upaya untuk mencari keunggulan yang dapat menjadi ciri khas prodi.
Dalam sambutannya membuka acara, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UPNVJ, Desmawati, SKP, MKep, Sp.Mat, PhD, menyatakan komitmen penuh fakultas terhadap proses peninjauan VMTS dan kurikulum ini. Beliau menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah keharusan strategis untuk memastikan lulusan UPNVJ tetap relevan dan kompetitif. Ini juga merupakan langkah konkret dalam mendukung program Internasionalisasi dan menindaklanjuti rekomendasi dari ASIIN.
Kegiatan yang dihadiri oleh pimpinan fakultas, seluruh tim reviewer kurikulum, serta sejumlah pemangku kepentingan kunci dari Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI), Dinas Kesehatan Kota Depok, Puskesmas Cinere, dan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) ini, berfokus pada penyelarasan kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja, regulasi nasional terbaru, dan tantangan kesehatan masyarakat lokal, nasional, dan global.
Penyelarasan dengan Regulasi Nasional dan Kerangka Global
Dalam pemaparannya, Satria Yudhia Wijaya, SE., MS., AK. dari Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) UPNVJ menekankan pentingnya visi yang future-oriented, memorable, dan spesifik. Ia juga menyoroti implementasi Bela Negara dan standar internasional yang harus tercermin dalam dokumen Renstra dan kurikulum.
Prof. Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M.Sc., sebagai narasumber ahli dari AIPTKMI, menjelaskan alur VMTS yang harus selaras dari universitas hingga program studi. “Kurikulum harus berbasis outcome dan menerapkan Student-Centered Learning, di mana dosen berperan sebagai fasilitator. Penilaian harus bersifat analitis, bukan sekadar menguji daya ingat,” tegasnya. Prof. Sabarinah juga memaparkan kerangka kompetensi tenaga kesehatan masyarakat profesional menurut AIPTKMI dan WHO 2024, serta fleksibilitas dalam penyesuaian 20 SKS peminatan.
Masukan Konkret dari Stakeholder
Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder eksternal menghasilkan sejumlah masukan untuk kurikulum:
Melalui workshop hari pertama, Prodi Kesmas UPNVJ menguatkan komitmen untuk menciptakan kurikulum yang responsif, tidak hanya memenuhi standar akademik tetapi juga menjawab tantangan nyata di lapangan.